Sambut Hari Raya Idul Fitri 1249 H

Rasanya baru saja kita berucap,"Marhaban ya Ramadhan." Begitu kita dengan suka cita menyambut bulan Ramadhan, bulan penuh kemuliaan saat ia hadir. Tapi kini bulan kemuliaan ini telah beranjak pergi meninggalkan kesedihan karena perpisahan dengannya. Terutama bagi mereka orang-orang yang beriman dan menghayati kehadiran bulan suci ini dengan berbagai kegiatan ibadah. Sungguh telah pergi bulan yang dijanjikan kepada mereka, orang-orang yang beriman, bulan di mana setiap orang dapat berlomba-lomba mencapai predikat takwa.

Tinggallah kini sebaris doa yang terucap,"Allahumma ballaghna Ramadhaana." Ya Allah! Sampaikan kami ke bulan Ramadhan. Seperti inilah kata-kata yang terucap dari bibir orang-orang beriman begitu berpisah dengan Ramadhan, penuh harap akan diberikan kesempatan bertemu dengan bulan surga, bulan Al-Qur'an dan Lailatul qadr dalam tahun berikutnya.

Kerinduan, kerinduan, itulah yang akan terbit di hati orang-orang beriman yang menantikan Ramadhan yang telah berlalu. Teringat akan puasa, tahajjud dan i'tikaf bersamanya. Teringat dengan tilawah Al-Qur'an, zikir dan doa bersamanya. Teringat akan anugerah, barakah, dan kebaikan yang berlimpah padanya. Teringat dengan rahmat, maghfirah, dan pengampunan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dan lalu kita melakukan introspeksi akan segala kelemahan, kekurangan, dan banyaknya kebaikan yang telah terlewatkan. Berapa banyak kebaikan dalam puasa hilang bersama ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), dan pandangan yang penuh tipuan (kha'inah). Berapa banyak kebaikan shalat malam hilang bersama nyenyaknya tidur, menonton film, drama, sinetron, dan perbuatan tidak baik lainnya. Berapa banyak kebaikan dalam Al-Qur’an telah hilang bersama kemalasan untuk duduk dalam halaqah zikir dan kebaikan-kebaikan lain yang hilang begitu saja.

Lalu kita pun berjanji kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala bahwa pada Ramadhan yang akan datang akan berbuat lebih baik lagi dan mengganti kebaikan-kebaikan yang telah ditinggalkan begitu saja. Sembari terus berdoa,"Allahumma ballaghna Ramadhaana."

Penuh harap dan penuh rindu begitulah kita terhadap Ramadhan yang telah meninggalkan kita. Betapa tidak, bulan penuh kemuliaan ini adalah bulan dengan pohon takwa. Pohon yang daun-daunnya berguguran sepanjang tahun, di bulan Ramadhan masanya menjadi tumbuh bersemi kembali. Pohon takwa yang diterpa badai maksiat sepanjang tahun bulan ini waktunya tumbuh menjadi pohon yang teduh , memberikan naungan dan berbagai kebaikan, serta memberikan buahnya sepanjang musim dengan seizin Rabb-nya. Dan semuanya itu memungkinkan seorang muslim untuk terus dalam keadaan bertakwa sepanjang tahun, hingga datangnya Ramadhan berikutnya.

Kini perjalanan iman kita telah sampai pada kemenangan setelah berpuasa sebulan penuh. Kita merayakan Idul Fitri dengan penuh suka cita, dengan penuh kegembiraan. Dan tentu saja kesukacitaan dan kegembiraan ini hanya akan dengan sempurna dirasakan oleh orang-orang yang telah berhasil melampaui tahap perjuangannya selama bulan Ramadhan dengan amalan-amalan kebaikan siang dan malam. Mereka menahan rasa haus dahaga, lapar dan menjaga syahwatnya serta dengan tetap khusuk pula beribadah di siang hari. Dilanjutkan malamnya untuk lebih bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-nya dengan shalat lail, tarawih, tadarus Al-Qur'an serta kebaikan-kebaikan lainnya yang tiada putusnya.

0 komentar: