Kebenaran Persahabatan

Dan jika berkata, berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?
Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.

Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.

Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya; karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.

Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita; Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya,
untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?

Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.

Ucapan Maaf

SyiMaNa Wa SiYaMakum


Saatnya kembali bersuci diri....

Tinggalkan segala keduniawian

Untuk bersujud khusyu' di atas sajadah

Bertakbir memuji sang Khalik

Bersihkan hati yang mulai berdebu

Tentramkan jiwa yang lelah

untuk mema'afkan dan memohon ampunan


Karena Tiada Kata seindah DzIkiR..

Tiada Bulan seiNdah RamaDhan

IzinKan TanGan BerTangKuP MoHon Maaf

TuK LisaN Yang Tak TerJaga

JanJi Yang TeraBa! kan

HatI Yang BerPraSangka

SeMua Sikap Yang PerNah MenYak!tKan

MoHon MaaF Lahir Dan Bathin


Berharap padi dalam lesung, yang ada cuma rumpun jerami,

harapan hati bertatap langsung, cuma terlayang e-mail ini.

Sebelum cahaya surga padam, Sebelum hidup berakhir,

Sebelum pintu tobat tertutup

kami mohon maaf lahir dan bathin....

Taqqobalahu Minna Waminkum, Taqoballahu Ya Karim,

Allaahumma baariklanaa fi Sya'ban wa ballighnaa Ramadhan

Ya Rabb, berkahi kami pada bulan Sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan,

Aminn.



Allah SWT Is The All Mighty

Sambut Hari Raya Idul Fitri 1249 H

Rasanya baru saja kita berucap,"Marhaban ya Ramadhan." Begitu kita dengan suka cita menyambut bulan Ramadhan, bulan penuh kemuliaan saat ia hadir. Tapi kini bulan kemuliaan ini telah beranjak pergi meninggalkan kesedihan karena perpisahan dengannya. Terutama bagi mereka orang-orang yang beriman dan menghayati kehadiran bulan suci ini dengan berbagai kegiatan ibadah. Sungguh telah pergi bulan yang dijanjikan kepada mereka, orang-orang yang beriman, bulan di mana setiap orang dapat berlomba-lomba mencapai predikat takwa.

Tinggallah kini sebaris doa yang terucap,"Allahumma ballaghna Ramadhaana." Ya Allah! Sampaikan kami ke bulan Ramadhan. Seperti inilah kata-kata yang terucap dari bibir orang-orang beriman begitu berpisah dengan Ramadhan, penuh harap akan diberikan kesempatan bertemu dengan bulan surga, bulan Al-Qur'an dan Lailatul qadr dalam tahun berikutnya.

Kerinduan, kerinduan, itulah yang akan terbit di hati orang-orang beriman yang menantikan Ramadhan yang telah berlalu. Teringat akan puasa, tahajjud dan i'tikaf bersamanya. Teringat dengan tilawah Al-Qur'an, zikir dan doa bersamanya. Teringat akan anugerah, barakah, dan kebaikan yang berlimpah padanya. Teringat dengan rahmat, maghfirah, dan pengampunan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Dan lalu kita melakukan introspeksi akan segala kelemahan, kekurangan, dan banyaknya kebaikan yang telah terlewatkan. Berapa banyak kebaikan dalam puasa hilang bersama ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), dan pandangan yang penuh tipuan (kha'inah). Berapa banyak kebaikan shalat malam hilang bersama nyenyaknya tidur, menonton film, drama, sinetron, dan perbuatan tidak baik lainnya. Berapa banyak kebaikan dalam Al-Qur’an telah hilang bersama kemalasan untuk duduk dalam halaqah zikir dan kebaikan-kebaikan lain yang hilang begitu saja.

Lalu kita pun berjanji kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala bahwa pada Ramadhan yang akan datang akan berbuat lebih baik lagi dan mengganti kebaikan-kebaikan yang telah ditinggalkan begitu saja. Sembari terus berdoa,"Allahumma ballaghna Ramadhaana."

Penuh harap dan penuh rindu begitulah kita terhadap Ramadhan yang telah meninggalkan kita. Betapa tidak, bulan penuh kemuliaan ini adalah bulan dengan pohon takwa. Pohon yang daun-daunnya berguguran sepanjang tahun, di bulan Ramadhan masanya menjadi tumbuh bersemi kembali. Pohon takwa yang diterpa badai maksiat sepanjang tahun bulan ini waktunya tumbuh menjadi pohon yang teduh , memberikan naungan dan berbagai kebaikan, serta memberikan buahnya sepanjang musim dengan seizin Rabb-nya. Dan semuanya itu memungkinkan seorang muslim untuk terus dalam keadaan bertakwa sepanjang tahun, hingga datangnya Ramadhan berikutnya.

Kini perjalanan iman kita telah sampai pada kemenangan setelah berpuasa sebulan penuh. Kita merayakan Idul Fitri dengan penuh suka cita, dengan penuh kegembiraan. Dan tentu saja kesukacitaan dan kegembiraan ini hanya akan dengan sempurna dirasakan oleh orang-orang yang telah berhasil melampaui tahap perjuangannya selama bulan Ramadhan dengan amalan-amalan kebaikan siang dan malam. Mereka menahan rasa haus dahaga, lapar dan menjaga syahwatnya serta dengan tetap khusuk pula beribadah di siang hari. Dilanjutkan malamnya untuk lebih bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-nya dengan shalat lail, tarawih, tadarus Al-Qur'an serta kebaikan-kebaikan lainnya yang tiada putusnya.




Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(KapanLagi.com)




Lihat Kartu Ucapan Lainnya
(KapanLagi.com)

Mudik Hari Raya

Mudik lebaran perupakan suatu tradisi yang sangat menyenangkan. Setelah sekian lama kita berada di rantau orang, kini tibalah saatnya kita kembali ke tanah kelahiran, tanah yang selalu dirindukan. Di situlah hati ini tertinggal.

Sanak saudara, sahabat-sahabat, pekarangan rumah dan tiap jengkal tanah menyisihkan kerinduan yang teramat sangat. hanya satu obatnya, yaitu pulang kampung.

.


Pergi ke pekan di hari senja
Banyak ibu-ibu sedang belanja
Rindu sanak keluarga apa obatnya
Pulang kampung, itulah jawabnya

.



Sebelum lebaran idul fitri merupakan waktu yang sangat tepat untuk pulang kampung. Inilah waktunya kita berkumpul dengan sanak keluarga yang kita cintai. Inilah waktunya untuk kita memuaskan diri dengan segala sentuhan kehangatan keluarga, memuaskan telinga dengan kicauan orang-orang yang kita cintai. Memuaskan mata dengan lingkungan yang selama ini membuat hati ini gelisah untuk cepat-cepat pulang.

.


Terbanglah layang-layang jauh ke awan
Sampaikan salamku pada sang angkasa
Terbayang bayang kampung halaman
Seakan akan sudah di pelupuk mata